RSS

TUGAS KETIGA SOFTSKILL BAHASA INDONESIA

 NAMA KELOMPOK :

1.       BABY DIAN PERTIWI (19110235)
2.       NURJAMALINA MAEMUN (15110175)
3.       SARI KUSUMA N (16110382)


KELAS : 3KA03              

Contoh artikel :

1. Apa yang pertama kali ada di layar monitor ketika menggunakan perangkat lunak sistem disebut antarmuka pengguna (user interface), yakni layar tampilan yang bisa dikontrol dan berfungsi sebagai jembatan bagi Anda untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan komputer. Seperti halnya dashboard yang terdapat di mobil, antarmuka inilah yang memberi tahu Anda mengenai apa yang sedang terjadi serta memiliki tombol dan switch untuk mengakomodasi keinginan Anda. Dari layar tersebut, Anda bisa memilih program aplikasi yang ingin dijalankan atau file data yang hendak dibuka.

2. Scanner atau scanner optic menggunakan alat sensor cahaya (optic)untuk menerjemahkan teks, gambar, foto, dan semacamnya ke dalam bentuk digital. Gambar tersebut kemudian bias diproses oleh computer, ditampilkan di monitor, disimpan pada alat penyimpan, atau ditransmisikan ke computer lain. Scanner telah menjadi awal dunia industry baru yakni electronic imaging , integrasi, dan manipulasi gambar yang dikontrol oleh perangkat lunak dengan menggunakan scanner, kamera digital, dan computer grafis yang canggih.

Tugas:
1. Tentukan ragam bahasa artikel di atas!
2. Cari diksi (pilihan kata) dalam bidang sitem informasi yang ditemukan pada artikel tersebut dan jelaskan secara definitif.
3. Temukan kesalahan penalaran, penulisan, dan efektivitas kalimat (gramatikal kalimat) (jika ada) dan lakukan perbaikan pada kalimat tersebut.
4. Temukan kalimat topik dalam artikel di atas dan kembangkan opini kalian dengan topik tersebut.
Jawaban :
Artikel  1
1.       Ragam bahasa merupakan variasi yang berbeda-beda menurut topik atau pokok pembicaraan. Ragam bahasa dari artikel diatas tergolong ragam bahasa tulis, yaitu bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan huruf dan tulisan sebagai dasarnya. Dalam penulisan artikel ini tidak membutuhkan kehadiran orang lain, tidak terikat ruang dan waktu, dan artikel ini pun dipengaruhi oleh tanda baca dan ejaan, dan ini merupakan ciri-ciri dari ragam bahasa tulis. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa ragam bahasa yang digunakan pada artikel ini ialah ragam bahasa tulis.
2.       Diksi (Pilihan Kata)
·         Dashboard : Menu untuk mengatur semua fungsi dan fasilitas yang ada.
·         File : Sekumpulan record-record yang saling berhubungan
·         Data : Kumpulan dari angka-angka maupun karakter-karakter yang tidak memiliki arti. Data dapat diolah sehingga menghasilkan informasi
·         Switch : Rute yang dipakai untuk mentransmisikan nama dari data yang dikandung.
3.       Dari kalimat “ Apa yang pertama kali ada di layar monitor ketika menggunakan perangkat lunak sistem disebut antarmuka pengguna (user interface),” seharusnya tanda baca yang digunakan ialah tanda tanya (?) bukan tanda koma karena merupakan kalimat pertanyaan. Untuk kesalahan penalarannya dari artikel diatas ialah penjelasannya. Karena pada artikel satu diatas, kalimat pertama menjelaskan user interface dari sebuah layar atau monitor kemudian di kalimat kedua menjelaskan dashboard pada mobil, kemudian di kalimat terakhir kembali lagi menjelaskan layar, seharusnya pada artikel tersebut penjelasannya sesuai dengan tema pembicaraan jadi tidak muter-muter.
4.       Kalmat topik pada artikel diatas ialah user interface (antarmuka). Menurut kami user interface (antarmuka) ialah tanpilan yang dibuat sesederhana mungkin untuk memudahkan penggunanya bekerja atau memakainya.
Artikel 2:
1.       Ragam bahasa merupakan variasi yang berbeda-beda menurut topik atau pokok pembicaraan. Ragam bahasa dari artikel diatas tergolong ragam bahasa tulis, yaitu bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan huruf dan tulisan sebagai dasarnya. Dalam penulisan artikel ini tidak membutuhkan kehadiran orang lain, tidak terikat ruang dan waktu, dan artikel ini pun dipengaruhi oleh tanda baca dan ejaan, dan ini merupakan ciri-ciri dari ragam bahasa tulis. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa ragam bahasa yang digunakan pada artikel ini ialah ragam bahasa tulis.
2.       Diksi (Pilihan Kata)
·       Scanner : Alat yang dipakai untuk memasukkan data berbentuk citra atau gambar obyek ke dalam komputer dengan jalan mengubahnya menjadi data digital.
·         Electronic imaging : Pencitraan elektronik.
·         Digital : Sinyal yang berarti pulsa.
·         Integrasi : Menggabungkan atau menghubungkan.
·     Manipulasi : Teknik mengatur atau mengerjakan dengan cara yang terampil, sehingga hasil sesuai dengan yang dikehendaki.
3.       Kesalahan penulisan dalam artikel ini terlalu banyak menggunakan bahasa inggris didalamnya seperti computer seharusnya komputer, industry seharusnya industri.
4.       Kalimat topik pada artikel kedua ialah scanner. Menurut kami scanner ialah alat atau perangkat untuk memanipulasi data dalam bentuk digital.
 
Referensi :
Kamus istilah internet dan komputer Priyono Dwi Widodo

Tuga Bahasa Indonesia 1

Title : Tugas 1 SoftSkill Bahasa Indonesia

Seputar Sistem Informasi Geografis Educational Geographic - Edisi I
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia dalam melakukan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Dalam melaksanakan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara selalu muncul permasalahan pendidikan, dan
permasalahan tersebut harus dilihat secara komprehensif, oleh karena
itu diperlukan suatu kebijakan pendidikan yang komprehensif dan
bersifat multidimensi.

Dua sudut pandang dalam melihat pendidikan, yaitu fungsi pembinaan
pendidikan dan pendidikan sebagai fungsi pelayanan bagi masyarakat.
Pada pembinaan pendidikan terkait dengan administrasi pengelolaan
pendidikan yang terpaku dalam batas-batas administrasi suatu
pemerintahan, karena berhubungan langsung dengan pembinaan setiap
sekolah (dan atributnya: siswa, sarana-prasarana, guru, kurikulum dll)
sebagai lembaga pendidikan. Pendidikan sebagai fungsi pelayanan
masyarakat yang sangat terkait dengan sifat dan kondisi masyarakat itu
sendiri, seharusnya dilihat secara spasial (keruangan) yang luas tidak
terpaku pada batas administrasi pemerintahan, karena dimungkinkan
bahwa permasalahan pendidikan yang muncul di suatu daerah disebabkan
oleh kondisi daerah lain.
Salah satu tujuan pengembangan SIG (Sistem Informasi Geografis)
Departemen Pendidikan Nasional adalah menghasilkan suatu strategi
spasial pendidikan dengan konsep SDSS (Spatial Decision Support
System). Tugas dan fungsi PSP (Pusat Statistik Pendidikan) Balitbang
Depdiknas sebagai lembaga pengelola data pendidikan, yang mengumpulkan
data pendidikan secara rutin (tahunan) sangat sesuai untuk
menghasilkan suatu strategi nasional dalam menyosialisasi,
mengimplementasikan dan monev (monitoring dan evaluasi) progress suatu
kebijakan departemen dari perspektif geografi
.
Geography is an integrative discipline that brings together the
physical and human dimensions of the world in the study of people,
places, and environments” American Geographical Society et al.,
Geography for life (National Geographic Society, Washington, D.C.,
1994)
”.

Pendidikan merupakan subsistem dari sistem yang besar, di mana proses
pendidikan yang terjadi sangat terkait dengan orang/masyarakat,
tempat/lokasi dan lingkungan yang saling berpengaruh. Untuk itu
diperlukan suatu pengelolaan pendidikan yang komprehensif yang
memperhatikan banyak faktor.

Di dalam peta dengan skala 1:250.000 sebuah lembaga pendidikan
terlihat sebagai titik, dan makna titik lembaga pendidikan tersebut
dapat diartikan sebagai lokasi di mana lembaga pendidikan itu
terletak. Akan tetapi kalau dipahami secara komprehensif, titik
lembaga pendidikan tersebut akan memiliki makna yang sangat mendalam
terkait proses pada lembaga pendidikan itu sendiri dan lingkungan di
sekitarnya.

Satu contoh ilustrasi kondisi hasil UN SMA jurusan IPA tahun 2007.
Muncul satu pertanyaan mengapa terdapat perbedaan warna pada setiap
titik sekolah yang dikarenakan klasifikasi hasil UN.

Penjelasan atau jawabannya tentu akan berbeda-beda antar pembaca, dari
mana sudut pandangnya, yang pasti tentu akan mengaitkan dengan atribut
pada proses belajar mengajar (PBM) setiap sekolah dan lingkungan di
sekitar sekolah yang berpengaruh pada sekolah tersebut. Pertanyaan
berikutnya adalah bagaimana caranya agar semua titik berwarna biru (UN
> 9), jawabannya tentu akan berbeda-beda pada setiap sekolah
tergantung pada hasil analisis dan strategi pada setiap sekolah.
(L.Manik)


Copyright © Pusat Statistik Pendidikan BALITBANG 2008


Sumber: :

EGI Edisi 1 - 
http://www.sig.depdiknas.go.id/egi-1.htm

Tugas 1 Bahasa Indonesia :

Kelas : 3KA03
Baby Dian P (19110235)
Nurjamalina M (15110175)
Sary Kusuma N (16110382)
Menganalisis Artikel
Artikel yang akan dianalisis ialah artikel yang tersebut diatas dengan judul Seputar Sistem Informasi Geografis Educational Geographic - Edisi I
Tugas :
1.Tentukan diksi (pilihan kata) dan analisis diksi tersebut.
2.Buat opini atau pendapat tentang kelebihan dan kekurangan artikel tersebut, berdasarkan kalimat yang digunakan, tema, susunan kalimat, alenia, dan jika memungkinkan kembangkan pendapat kalian tentang kelemahan atau kelebihan artikel tersebut.
Jawaban :                 
Diksi (pilihan kata) pada artikel tersebut sudah cukup jelas dan tepat untuk dimengerti oleh pembaca. Selain itu tema yang digunakan, sesuai dengan judul yang digunakan yaitu Seputar Sistem Informasi Geografis Educational Geographic - Edisi Ikarena penulisan judul harus sesuai dengan tema (isi pokok  pemikiran yang disebut dengan ide atau gagasan). Jika judul tidak sesuai dengan tema mungkin akan menyulitkan pembaca untuk mengetahui inti isi dari artikel tersebut. Susunan kalimat yang digunakan dalam artikel ini pun terhubung antara satu dengan lainnya. Kemudian untuk penggunaan alinea (paragraph) yang digunakan. Menurut kami, penulis menggunakan jenis paragraph eksposisi yaitu paragraf yang bertujuan memaparkan sejumlah informasi atau pengetahuan dengan tujuan pembaca dapat mendapat tambahan informasi atau pengetahuan sejelas – jelasnya. Seperti yang diungkap pada kalimat per-kalimat yang ditulisnya..
Kelebihan dari artikel ini ialah bahwa penulis menggunakan diksi bahasa yang baku tetapi mudah dimengerti oleh pembaca. Artikel yang ditulis menjelaskan informasi yang singkat, padat, dan jelas. Untuk penulisan judul pun sudah benar dalam penggunaannya.
Kekurangan pada artikel ini ada kesalahan penulisan dalam kalimat seperti yang ditulisnya pada kalimat berikut ini “(dan atributnya: siswa, sarana-prasarana, guru, kurikulum dll). Kesalahannya yaitu dalam penulisan kalimat kata penghubung seperti “dan” tidak boleh digunakan didalam tanda kurung pada awal kalimat.

TUGAS 2 SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 1

Authenticationistilah yang dianjurkan (penerjemahan): keotentikan. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): otentikasi.

Backupistilah yang dianjurkan (penerjemahan): rekam. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): cadangan.

Bandwithistilah yang dianjurkan (penerjemahan): lebar pita. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): bandwith.

Blueprintistilah yang dianjurkan (penerjemahan): cetakan biru. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): bagan.

Bootistilah yang dianjurkan (penerjemahan): nyala .Istilah yang dianjurkan (penyerapan): boot.

Bootingistilah yang dianjurkan (penerjemahan): menyalakan .Istilah yang dianjurkan (penyerapan): booting.

Broadcastistilah yang dianjurkan (penerjemahan): penyiaran. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): penyiaran.

Bugistilah yang dianjurkan (penerjemahan): kutu. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): kesalahan.

Built inistilah yang dianjurkan (penerjemahan): dibangun dalam. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): built in.

Chipistilah yang dianjurkan (penerjemahan): keping. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): keping.

Clientistilah yang dianjurkan (penerjemahan): klien. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): klien.

Codingistilah yang dianjurkan (penerjemahan): pengkodean. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): coding.

Compileristilah yang dianjurkan (penerjemahan): penyusun. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): penyusun.

Consoleistilah yang dianjurkan (penerjemahan): konsol. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): konsol.

Databaseistilah yang dianjurkan (penerjemahan): basis data. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): basis data.

Delayistilah yang dianjurkan (penerjemahan): jeda. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): jeda.

Developeristilah yang dianjurkan (penerjemahan): pembangun. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): pembangun.

Downloadistilah yang dianjurkan (penerjemahan): unduh. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): unduh.

Driveristilah yang dianjurkan (penerjemahan): pengemudi. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): driver.

E-commerceistilah yang dianjurkan (penerjemahan): penjualan online. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): E-commerce.

E-mailistilah yang dianjurkan (penerjemahan): surat elektronik. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): e-mail.

E-mail Addressistilah yang dianjurkan (penerjemahan): Alamat suratelektronik. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): Alamat e-mail.

Erroristilah yang dianjurkan (penerjemahan): galat. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): galat.

Fileistilah yang dianjurkan (penerjemahan): berkas. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): berkas.

Firewallistilah yang dianjurkan (penerjemahan): dinding api. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): firewall.

Folderistilah yang dianjurkan (penerjemahan): brosur. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): brosur.

Fontistilah yang dianjurkan (penerjemahan): huruf. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): huruf.

Freewareistilah yang dianjurkan (penerjemahan): peranti bebas. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): freeware.

Hackeristilah yang dianjurkan (penerjemahan): peretas. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): peretas.

Hardiskistilah yang dianjurkan (penerjemahan): cakram keras. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): hardisk.

Hardwareistilah yang dianjurkan (penerjemahan): peranti keras. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): peranti keras.

Istalleristilah yang dianjurkan (penerjemahan): penginstal. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): pengnistal.

Interfaceistilah yang dianjurkan (penerjemahan): antar muka. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): antar muka.

Keyboardistilah yang dianjurkan (penerjemahan): papan ketik. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): papan tombol jari.

Loadingistilah yang dianjurkan (penerjemahan): pemuatan. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): memuat.

Masterplanistilah yang dianjurkan (penerjemahan): rencana induk. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): rencana utama.

Nodeistilah yang dianjurkan (penerjemahan): simpul. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): simpul.

Optical mouseistilah yang dianjurkan (penerjemahan): tikus optik. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): Mouse optik.

Recoveryistilah yang dianjurkan (penerjemahan): pemulihan. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): pemulihan.

Scanneristilah yang dianjurkan (penerjemahan): alat pemindai. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): pemindai.

Web Browseristilah yang dianjurkan (penerjemahan): jaringan pencari. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): mesin pencari.

Wirelessistilah yang dianjurkan (penerjemahan): nirkabel. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): tanpa kabel.

Workstationistilah yang dianjurkan (penerjemahan): stasiun kerja. Istilah yang dianjurkan (penyerapan): anjungan kerja.

Sumber :

Inpres Desa Tertinggal

Makalah Softskill
Teori Organisasi Umum 2
Di susun oleh : Baby Dian Pertiwi (19110235/2KA03)
Bab 1
PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG
            Program Bantuan Pendampingan bertujuan untuk memberikan bantuan pendampingan kepada masyarakat miskin di perdesaan (atau anggota pokmas) dalam membantu menghidupkan dan mengembangkan pokmas sebagai wadah peningkatan kesejahteraan. Dalam melaksanakan perannya seorang pendamping harus menghargai kemandirian pokmas. Artinya, keputusan tertinggi tetap ada di tangan pokmas. Dengan semakin tumbuh dan berkembangnya pokmas, kebutuhan akan tenaga pendamping diharapkan akan semakin berkurang sehingga Pokmas akhirnya benar-benar mandiri.
            Ada tiga kategori pendamping dalam program IDT, yaitu Pendamping Lokal, Pendamping Teknis, dan Pendamping Khusus. Pendamping lokal adalah pendamping yang berasal dari anggota masyarakat desa setempat serta dari Kader Pembangunan Desa (KPD) yang pembinaannya dilakukan oleh Kantor Pembangunan Masyarakat Desa (PMD) yang ada di bawah struktur Departemen Dalam Negeri. Pendamping teknis adalah pendamping yang berasal dari petugas penyuluh lapangan dari instansi sektoral terkait, seperti Petugas Penyuluh Lapangan dari Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, BKKBN, dan sebagainya. Untuk data KPD dan PPL masing-masing.
            Pendamping khusus berasal dari para sarjana yang ditugaskan khusus untuk mendampingi pokmas secara purna waktu. Pendamping khusus ini selanjutnya disebut dengan Sarjana Pendamping Purna Waktu (SP2W). SP2W terdiri dari unsur Keluarga Mahasiswa dan Alumni Penerima Bea Siswa Supersemar (KMA-PBS), Perguruan Tinggi dan Pemerintah Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui Sarjana Penggerak Pembangunan Perdesaan (SP3), Departemen Tenaga Kerja melalui Tenaga Kerja Mandiri Profesional (TKMP), Departemen Sosial melalui Petugas Sosial Kecamatan (PSK).
            Mengingat peran penting SP2W dalam pelaksanaan program IDT, maka diperlukan dukungan dan pembinaan yang terus menerus dan berkelanjutan, baik dukungan berupa biaya hidup, biaya operasional, perhatian dan penghargaan, maupun pembinaan berupa peningkatan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan komitmen dari para SP2W. Untuk SP2W yang berada dibawah pengelolaan dan pembinaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Tenaga Kerja, dan Departemen Sosial, semuanya dilakukan oleh departemen masing-masing. Khusus untuk pengelolaan dan pembinaan SP2W yang berasal dari KMA-PBS dan unsur Perguruan Tinggi dan Pemerintah Daerah serta pembinaan sumber daya manusia di desa-desa tertinggal, Bappenas membentuk Proyek Pembinaan Khusus Desa Tertinggal (PKDT).

2.      RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pelaksanaan anggaran bantuan Inpres Desa Tertinggal pada tahun 1994 hingga 1997?
3.      ASUMSI YANG DI PERGUNAKAN

·         Setiap anggota pokmas memliliki kesempatan yang sama untuk menerima bantuan uang tunai IDT dan digunakan secara optimal artinya setiap anggota pokmas yang menerima bantuan uang tunai IDT memiliki kesempatan yang sama untuk mengelola dana tersebut secara maksimal dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sehingga dapat dikembangkan kembali sebagai modal bergulir dan faktor- faktor lain yang mempengaruhi dianggap konstan/tetap.
·         Variabel partisipasi anggota pokmas yang mempengaruhi kemampuan pengembangan dana IDT sebagai dana bergulir dianggap tidak dipengaruhi oleh kekuatan lain di luar anggota pokmas. Keadaan anggota pokmas dari aspek potensi sumber daya alam, potensi sumber daya manusia, lingkungan fisik dan sosial budaya dianggap sama.

Bab 2
LANDASAN TEORI
A.     Pandangan Mengenai Kemiskinan
            Kemiskinan merupakan masalah manusia di negri ini yang telah lama di rasakan masyarakat di dunia dan sulit mengatasinya.
            Kemiskinan adalah sebuah fenomena yang paling tidak bersahabat untuk dirasakan oleh manusia didunia ini karena secara realities kemiskinan menunjukkan ketidakcukupan bagi komunitas yang merasakannya. Namun, dengan demikian tidak jarang kemiskinan menjadi sebuah komoditas bagi sebagian komunitas lain untuk mendapatkan keuntungan dengan cara mengekpolitasi kemiskinan, melalui sebuah upaya pembenaran situasional dengan berbagai argument teotritis di dalamnya dan semata-mata untuk memajukan kepentingan pribadi maupun golongan. Kemiskinan di tandai dengan sikap yang seakan-akan mereka menerima keadaan. Mengamati secara mendalam tentang kemiskinan akan muncul berbagai tipologi dan dimesi kemiskinan karena kemiskinan multikompleks, dinamis dan berkaitan dengan ruang dan waktu. Kemiskinanpun terbagi enam macam yaitu :
1.      Kemiskinan absolute adalah kemiskinan yang di ukur dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
2.      Kemiskinan relative adalah penduduk yang telah memiliki pendapatan sudah mencapai kebutuha dasar namun jauh lebih rendah di banding keadaan masyarakat sekitar.
3.      Kemiskinan structural adalah kemiskinan yang terjadi disebabkan oleh ketidakmerataan terhadap sumbernya karena struktur dan peran seseorang dalam masyarakat
4.      Kemiskinan cultural adalah kemiskinan yang memandang factor budaya dan kebiasaan(cultural) yang menjadi penyebab utama kemiskinan
5.      Kemiskinan sementara adalah kemiskinan yang terjadi sebab adanya bencana alam
6.      Kemiskinan kronis adalah kemiskinan yang terjadi pada mereka yang kekurangan keterampilan, asset dan stamina.
Adapun beberapa penyebab kemiskinan diantaranya :
1.      Secara makro, kemiskinan muncul karea ada ketidaksamaan pola pemikiran sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan, penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah yang terbatas dan kualitas rendah
2.      Kemiskinan muncul sebab perbedaan akses dan modal
3.      Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia karena kualitas yang rendah berarti produktivitas juga rendah maupun upah yang rendah.
Ketiga penyebab kemiskinan itu bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of poverty), keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, kurangnya  modal, rendahnya produktivitas. Logika yang di kemukakan Nurkse yang di kutip Kuncoro yang mengemukakan bahwa Negara miskin itu miskin di karenakan dia miskin (a poor country is poor because it’s poor).
B.     Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberlanjutan Pemanfaatan Dana bergulir IDT

Beberapa faktor yang mempengaruhi dana bergulir IDT yaitu :

a)      Pemanfaatan dana IDT
            Dalam pelaksanaan program IDT terdapat beberapa prinsip yang saling berkaitan untuk menjelaskan konsep pemanfaatan dana bergulir IDT. Beberapa prinsip itu antara lain sebagai berikut:.
1.      Dana yang disalurkan pemerintah kepada masyarakat melalui program IDT sesuai dengan Inpres No.5 tahun 1993 merupakan bantuan khusus bagi masyarakat miskin yang berupa modal kerja sebagai hibah bergulir (Revolving Grant) dengan bimbingan teknis pemerintah untuk pembinaan, penyuluhan dan motivasi. Bantuan tersebut secara kualitatif sangat memerlukan sistem dan mekanisme yang mudah, ringan dan cepat dipahami. Pada prisipnya dana bergulir itu adalah sumber dana yang disalurkan pemerintah kepada anggota pokmas di desa tertinggal sebagai pinjaman untuk dipergunakan secara produktif dan harus dikembalikan sesuai kesepakatan anggota pokmas.
2.      Prinsip Keberlanjutan Pemanfaatan Dana IDT
            Penanggulangan kemiskinan secara terencana dan terkoordinir telah diupayakan pemerintah untuk dilaksanakan melalui prinsipprinsip pokok perencanaan kegiatan IDT yang digunakan sebagai
pegangan yaitu sebagai berikut:
1)      Prinsip keterpaduan;
2)      Prinsip kepercayaan;
3)      Prinsip kebersamaan dan kegotongroyongan;
4)      Prinsip kemandirian;
5)      Prinsip ekonomi;
6)      Prinsip keberlanjutan.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan kemacetan dana yaitu
sebagai berikut:
·         Bagi pemakai dana berputar baik individu maupun kelompok sebaiknya dikenai persyaratan supaya ada motivasi berusaha dan sudah memulai aktivitas produktif sehingga dana berputar tidak hanya dianggap sekedar sebagai hadiah cumacuma melainkan sebagai kebutuhan yang pemanfaatannya harus dipertanggungjawabkan
·         Lembaga yang akan diserahi untuk mengelola dana yang akan berputar harus betul-betul sudah siap karena lembaga ini yang nantinya akan memantau pemanfaatannya. dan mengatur penyebarannya pada pemakai berikutnya
·         Perlu diciptakannya mekanisme kontrol dari masyarakat itu sendiri melalui penyebarluasan penggunaan dana berputar kepada masyarakat.
3.      Kelompok Masyarakat
            Kelompok sasaran program IDT adalah kelompok masyarakat yang lebih dikenal dengan pokmas yaitu penduduk miskin yang bermukim di desa yang dikategorikan tertinggal. Mereka merupakan
kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah, terbatas kemampuan dan aksesnya dalam mendapatkan pelayanan, prasarana, permodalan, untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam menghadapi masalah khusus atau mendesak yang segera memerlukan bantuan serta penanganan.
            Dalam Panduan IDT (1993: 16) pembentukan kelompok harus memperhatikan sebagai berikut:
·         Didasarkan pada kebutuhan keluarga miskin untuk meningkatkan kesejahteraan anggota
·         Harus dihindari pembentukan kelompok yang dipaksakan
·         Dalam wadah kelompok disiapkan wadah kegiatan sosial ekonomi yaitu usaha produktif, pemupukan modal dan penghimpunan tabungan sehingga memberikan manfaat secara ekonomi bagi semua anggota kelompok secara lestari berkelanjutan
·         Kelompok dapat merupakan kelompok yang sudah ada atau dapat pula disiapkan, ditumbuhkan, dibina secara khusus oleh aparat desa/kalurahan serta masyarakat setempat.

4.      Konsep Jenis Usaha
            Jenis usaha ekonomi merupakan kegiatan produksi barang atau jasa yang memberikan hasil atau keuntungan sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota pokmas dan keluarganya. Bersumber pada Panduan IDT (1993: 24) jenis usaha yang dapat dibiayai dengan dana program IDT adalah jenis usaha yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a.       Cepat menghasilkan, jarak waktu antara pengeluaran yang harus dilakukan dengan penerimaan hasil kegiatan tidak terlalu lama;
b.      Mendayagunakan potensi yang ada dan dimiliki oleh desa;
c.       Menghasilkan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar atau dipasarkan sehingga memberikan nilai tambah;
d.      Dapat memenuhi kebutuhan dasar yang sifatnya mendesak dan melibatkan sebanyak-banyaknya penduduk miskin;
e.       Memberi hasil dan dapat digulirkan pada seluruh kelompok;
f.       Dapat dilakukan dengan cara-cara yang telah dikenal dan dikuasai oleh masyarakat dengan memanfaatkan pengetahuan asli yang telah ada yang secara teknis dapat serta mudah dilaksanakan;
g.       Disesuaikan dengan potensi dan kondisi ekologis setempat sehingga tidak merusak kelestarian lingkungan;
h.      Saling mendukung dan tidak bersaing dengan kegiatan lain yang dilaksanakan melalui program pembangunan sektoral dan regional;
i.        Secara sosial budaya dapat diterima oleh masyarakat.

5.      Konsep Besar Dana Diterima
            Berdasarkan Inpres no. 5 tahun 1993 tentang Peningkatan Penanggulangan Kemiskinan, program IDT merupakan bagian dari gerakan nasional penanggulangan kemiskinan dengan menyediakan bantuan khusus berupa modal kerja bagi kelompok penduduk miskin yang digunakan untuk kegiatan usaha yang pemanfaatannya dapat dirasakan terutama pemenuhan kebutuhan mendasar keluarga miskin. Falsafah yang mendasari pendekatan program IDT adalah mempercayai penduduk miskin apabila dibantu secara tepat mereka akan dapat mengentaskan diri dari kemiskinan yang mereka alami. Usaha dan kegiatan ekonomi keluarga miskin di desa tertinggal yang dibiayai dengan dana bantuan khusus diatur bersama melalui kelompok-kelompok masyarakat (pokmas). Pembagian dana IDT sebagai modal kerja sangat ditentukan oleh besarnya dana yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan usaha ekonomi yang dipilih terutama bagi anggota pokmas yang belum mempunyai kegiatan usaha akan sulit menentukan pilihan pembiayaan usaha ekonomis dan efesien. Jumlah dana yang dibutuhkan pokmas diputuskan oleh pengurus bersama anggota di desa tersebut. Besarnya modal usaha berupa uang tunai yang diberikan akan
sangat ditentukan jenis usaha yang dilakukan anggota pokmas dan kemungkinan untuk memperoleh keuntungan dalam pemanfaatan dana tersebut, serta kelayakan usaha yang dibangun bukan pemerataan. Adapun yang berhak menerima dana program IDT adalah seluruh anggota pokmas yang ada di desa itu jika yang membutuhkan dana banyak sementara dana tidak mencukupi maka pemberian dana diprioritaskan kepada anggota pokmas yang miskin dan yang paling membutuhkan.
            Dengan demikian jumlah dana yang diterima sebagai modal usaha akan sangat mempengaruhi kegiatan usaha yang dilakukan oleh pokmas karena modal kerja merupakan darah segar bagi kegiatan operasional suatu perusahan besar, menengah bahkan sampai usaha kecil sekalipun.

b)      Penilaian tingkat keberhasilan program IDT
            Penilaian tingkat keberhasilan pelaksanaan program IDT dapat menggunakan acuan sistem evaluasi yang telah dikembangkan oleh BKKBN disesuaikan kondisi setempat antara lain sebagai berikut:
1.      Kurangnya jumlah penduduk yang termasuk dalam kategori miskin;
2.      Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia;
3.      Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan kesejahteraan keluarga miskin di lingkungannya. Meningkatnya kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, makin kuatnya permodalan kelompok, makin rapinya adminitrasi kelompok, serta makin luasnya interaksi kelompok dengan kelompok lain dalam masyarakat. Orang miskin berharap agar kebutuhan dasar akan sandang pangan dapat dipenuhi sehingga mereka hidup layak sebagai manusia. Harapan mereka tentunya tidak pasif tetapi selalu aktif memanfaatkan bantuan yang diterima untuk kegiatan yang dapat meningkatkan pendapatan, memberikan kesempatan untuk bekerja yang menguntungkan sehingga mampu mencukupi rumah tangganya, memperbaiki rumah, membeli perabot rumah tangga, membiayai sekolah anaknya bahkan dapat menabung untuk hari tua.

Bab 3
PEMBAHASAAN

Pada tahun anggaran 1994/95 jumlah pendamping pokmas sebanyak 54.015 orang, yang terdiri dari 50.078 pendamping lokal dan 3.937 pendamping khusus yang berasal dari SP2W. Secara rinci, 1.004 terdiri dari unsur KMA-PBS, sebanyak 200 orang dari unsur SP3, 1.094 orang dari unsur TKMP, 713 orang dari unsur PSK, dan 936 orang dari perguruan tinggi.
Pada tahun anggaran 1995/96 jumlah pendamping pokmas secara kumulatif sebanyak 60.135 orang, yang terdiri dari 56.198 pendamping lokal dan 3.937 pendamping khusus yang berasal dari SP2W. Komposisi pendamping khusus untuk tahun anggaran 1995/96 sama dengan pada tahun anggaran 1994/95 .
Pada tahun anggaran 1996/97 jumlah pendamping pokmas secara kumulatif sebanyak 70.633 orang, terdiri dari 66.696 pendamping lokal dan 3.937 pendamping khusus yang berasal dari SP2W dengan komposisi sama pada tahun anggaran sebelumnya.

a)      Pelaksanaan Tahun Anggaran 1994/95

        i.            Pelatihan dan Penempatan 1.931 SP2W
Pada tahun anggaran 1994/95 PKDT telah melatih dan menempatkan 1.931 SP2W yang ditempatkan pada desa-desa tertinggal parah di seluruh Indonesia. SP2W yang dikelola oleh Bappenas tersebut terdiri dari beberapa unsur yaitu: 1.007 SP2W berasal dari KMA-PBS dan 924 SP2W berasal dari unsur Perguruan Tinggi/Pemerintah Daerah. Dari kegiatan pelatihan pendampingan ini, telah dilatih dan ditampatkan sebanyak 1.931 Sarjana Pandamping Purna Waktu di desa tertinggal parah seluruh Indonesia. Berdasarkan laporan dan pemantauan lapangan diketahui bahwa keberadaan SP2W telah mampu menjadi mitra kerja yang produktif bagi kelompok IDT yang didampinginya. Sebagai mitra kerja SP2W berhasil memotivasi semangat usaha kelompok, dan mampu membina organisasi kelompok menjadi organisasi kelompok yang baik.

      ii.            Penelitian Kaji Tindak Tipologi Desa
Dalam tahun anggaran 1994/95, melalui bantuan Masyarakat Perhutanan Indonesia (MPI) telah dilaksanakan kegiatan penelitian kaji tindak tipologi desa di 40 desa tertinggal parah seluruh Indonesia. Kegiatan penelitian dilaksanakan melalui kerjasama antara PKDT-Bappenas dengan 27 Universitas seluruh Indonesia. Hasil dari kegiatan penelitian kaji tindak ini adalah rekomendasi tentang pelaksanaan program IDT. Dari rekomendasi yang didapat, selanjutnya digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan program yang telah berjalan dan sebagai pertimbangan untuk menentukan arah kebijaksanaan pelaksanaan program IDT untuk tahun berikutnya.

b)      Pelaksanaan Tahun Anggaran 1995/96

i.                    Pembinaan dan Pemantauan SP2W
Pembinaan dan pemantauan SP2W ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dengan metode belajar orang dewasa (andragogy). Pelatihan diawali dengan TOT di Palembang, Sumatera Selatan. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan untuk SP2W di 22 lokasi.

Dari kegiatan pelatihan pemandu (TOT) telah berhasil melatih 47 orang calon pemandu yang akan memandu pelatihan pendamping di daerah. Sedangkan dari pelatihan SP2W di 23 daerah telah mampu meningkatkan kemampuan praktis dan teknis SP2W. Hasil lain adalah diperolehnya masukan tentang pelaksanaan IDT di daerah, juga beberapa usulan perbaikan.

ii.                  Pembayaran Biaya Hidup dan Operasional SP2W
Salah satu kegiatan proyek PKDT dalam pembinaan SP2W adalah menyalurkan biaya hidup dan biaya operasional bagi SP2W KMA-PBS dan PT/Pemda guna mendukung pelaksanaan tugas pendampingan di desa tertinggal parah. Besarnya biaya hidup dan biaya operasional yang diberikan berkisar antara Rp. 200.000,- sampai dengan Rp. 275.000,- per orang sesuai dengan daerah masing-masing. Pembayaran biaya hidup dan operasional ini bekerja sama dengan PT. Pos Indonesia dengan menggunakan fasilitas Wesel Pos Berlangganan (WPL). Melalui kerjasama PKDT dengan PT. Pos Indonesia telah dapat disalurkan biaya hidup dan operasional bagi 1931 SP2W di seluruh Indonesia.

iii.                Bantuan Pembangunan Prasarana Fisik Desa Tertinggal Parah
Pada umumnya desa-desa tertinggal terletak pada lokasi yang terisolasi dan minim sarana dan prasarana pendukung. Atas dasar tersebut PKDT menetapkan suatu program bantuan pembangunan prasarana fisik desa tertinggal. Dana bantuan tersebut bersumber dari bantuan Masyarakat Perhutanan Indonesia (MPI).
Pada tahun anggaran 1995/96 telah diberikan bantuan pembangunan prasarana fisik desa tertinggal pada 37 desa tertinggal di 26 propinsi. Bantuan yang diberikan berkisar antara Rp.100 juta sampai dengan Rp. 130 juta per desa. Prasarana yang dibangun berupa: jalan desa, MCK, sarana air bersih, jembatan, dan tambatan perahu.
Dari prasarana fisik yang dibangun, mampu membuka keterisolasian desa sehingga mendukung peningkatan produktifitas perekonomian desa. Di samping itu pembangunan prasarana fisik juga mampu meningkatkan kesehatan lingkungan masyarakat desa.

iv.                Penelitian Kaji Tindak Tipologi Desa
Dalam tahun anggaran 1995/96, melalui bantuan Masyarakat Perhutanan Indonesia (MPI) telah dilaksanakan kegiatan penelitian kaji tindak tipologi desa di 40 desa tertinggal parah seluruh Indonesia. Kegiatan penelitian dilaksanakan melalui kerjasama antara PKDT-Bappenas dengan 27 Universitas seluruh Indonesia. Kegiatan penelitian ini merupakan kelanjutan dari kegiatan penelitian kaji tindak tahun 1994/95. Selain penelitian kaji tindak tipologi desa juga dilaksanakan penelitian kaji tindak masyarakat terasing melalui bantuan Bank Dagang Negara (BDN). Penelitian masyarakat terasing dilaksanakan oleh 4 universitas di 4 propinsi.
Hasil dari kegiatan penelitian kaji tindak ini adalah rekomendasi tentang pelaksanaan program IDT. Dari rekomendasi yang didapat, selanjutnya digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan program yang telah berjalan dan sebagai pertimbangan untuk menentukan arah kebijaksanaan pelaksanaan program IDT untuk tahun berikutnya.

c)      Pelaksanaan Tahun Anggaran 1996/97
Pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 1996/97 melanjutkan kegiatan pada tahun anggaran sebelumnya, khususnya untuk kegiatan pembinaan dan pemantauan SP2W, dan kegiatan kaji tindak tipologi desa dan masyarakat terasing. Berikut ini beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahun anggaran 1996/97.

i)        Pelatihan Pendamping Lokal Daerah Terisolasi
Sarjana Pendamping Purna Waktu (SP2W) yang tersedia saat ini sangatlah terbatas jika dibandingkan dengan jumlah desa tertinggal yang ada. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendamping, maka PKDT mengadakan pelatihan pendamping lokal untuk daerah terisolasi. Pelatihan Pendamping Lokal daerah terisolasi merupakan kegiatan penyediaan tenaga pendamping baru untuk daerah Propinsi Timor Timur, dan daerah terisolasi lainnya yaitu: Daerah Tingkat II Kabupaten di seluruh Propinsi Maluku, Kabupaten Sangihe Talaud Propinsi Sulawesi Utara, Kabupaten Banggai Propinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Kepulauan Riau Propinsi Riau, dan Kabupaten Nias Propinsi Sumatera Utara. Dari kegiatan pelatihan pendamping lokal baru pada 9 wilayah kabupaten telah berhasil dilatih dan ditempatkan sebanyak 126 tenaga pendamping baru, yang selanjutnya disebut Pendamping Purna Waktu (P2W).

ii)      Koordinasi Pemantapan Pelaksanaan Program IDT
Dari kegiatan pelatihan peningkatan kemampuan pendampingan bagi kelompok masyarakat di 26 wilayah di seluruh Indonesia, telah tersaring sejumlah 314 orang SP2W yang dinilai memiliki kemampuan dan prestasi lebih dibanding SP2W lainnya. SP2W yang terpilih ini perlu diberi pembinaan dan koordinasi agar mampu menjadi Kader Penggerak Pembangunan Masyarakat Desa (KPPMD). Koordinasi Pemantapan KPPMD, yang merupakan kegiatan pembinaan lanjutan bagi SP2W yang mendapatkan tugas sebagai kader. Evaluasi Pelaksanaan Pendampingan SP2W Program IDT sebagai upaya untuk memantau kinerja KPPMD dan temuan-temuan selama mereka bertugas di lapangan.
Dari kegiatan Koordinasi Pemantapan Program IDT diperoleh informasi dan temuan-temuan terhadap pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan, khususnya program IDT. Temuan-temuan tersebut selanjutnya dijadikan acuan untuk kebijakan pelaksanaan program IDT selanjutnya. Selain itu kegiatan ini juga telah mampu meningkatkan kemampuan, wawasan, dan keterampilan bagi SP2W sebagai calon kader penggerak membangunan masyarakat desa.

iii)    Bantuan Pembangunan Prasarana Fisik Desa Tertinggal Parah
Tahun anggaran 1996/97 telah diberikan bantuan pembangunan prasarana fisik desa tertinggal pada 81 desa tertinggal di 24 propinsi. Bantuan yang diberikan sebesar Rp.115 juta per desa. Prasarana yang dibangun berupa: jalan desa, MCK, sarana air bersih, jembatan, dan tambatan perahu.
Dari prasarana fisik yang dibangun, mampu membuka keterisolasian desa sehingga mendukung peningkatan produktifitas perekonomian desa. Selain itu pembangunan prasarana fisik juga mampu meningkatkan kesehatan lingkungan masyarakat desa.

Bab 4
PENUTUP
Kesimpulan :
Bantuan Inpres desa Tertinggal sangat di butuhkan oleh masyakat untuk menunjang berkembangnya suatu daerah

Saran:
1)      Upaya memberi bantuan sesuai dengan kebutuhan desa-desa yang tertinggal agar tidak terjadi kekurangan pada desa tersebut
2)      Meningkatkan sarana dan prasarana pada desa-desa di Indonesia di karenakan masih banyak terjadi ketidaklayakan dan dapat lebih mendukung