Fase 1 : Pengumpulan data dan analisa
Proses
identifikasi dan analisa kebutuhan-kebutuhan data disebut pengumpulan data dan
analisa. Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan suatu sistem basis data,
pertama-tama harus mengenal bagian-bagian lain dari sistem informasi yang akan
berinteraksi dengan sistem basis data, termasuk para pemakai yang ada dan para
pemakai yang baru serta aplikasi-aplikasinya. Kebutuhan-kebutuhan dari para
pemakai dan aplikasi-aplikasi inilah yang kemudian dikumpulkan dan dianalisa.
Aktifitas-aktifitas pengumpulan data dan
analisa :
1 Menentukan
kelompok pemakai dan bidang-bidang aplikasinya
Menentukan aplikasi utama dan kelompok
user yang akan menggunakan basis data. Individu utama pada tiap-tiap kelompok
pemakai dan bidang aplikasi yang telah dipilih merupakan peserta utama pada
langkah-langkah berikutnya dari pengumpulan dan spesifikasi data.
2.
Peninjauan
dokumentasi yang ada
Dokumen yang ada yang berhubungan dengan
aplikasi-aplikasi dipelajari dan dianalisa. Dokumen-dokumen lainnya (seperti :
kebijaksanaan-kebijaksanaan, form, report, dan bagan organisasi) diuji dan
ditinjau kembali untuk menguji apakah dokumen-dokumen tsb berpengaruh terhadap
kumpulan data dan proses spesifikasi.
3.
Analisa
lingkungan operasi dan pemrosesan data
Informasi yang sekarang dan yang akan
datang dipelajari. Termasuk juga analisa jenis-jenis transaksi dan
frekuensi-frekuensi transaksinya dan juga arus informasi dalam sistem.
Input-output data untuk transaksi-transaksi tsb diperinci.
4.
Daftar
pertanyaan dan wawancara
Tuliskan tanggapan-tanggapan dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dikumpulkan dari para pemakai
basis data yang berpotensi. Ketua kelompok (individu utama) dapat diwawancarai
sehingga input yang banyak dapat diterima dari mereka dengan memperhatikan
informasi yang berharga dan mengadakan prioritas.
Fase 2 : Perancangan
basis data secara konseptual
Tujuan dari fase
ini adalah menghasilkan conceptual schema untuk basis data yang tergantung pada
sebuah DBMS yang spesifik. Sering menggunakan sebuah high-level data model
seperti ER/EER model selama fase ini. Dalam conceptual schema, kita harus
memerinci aplikasi-aplikasi basis data yang diketahui dan transaksi-transaksi
yang mungkin.
Fase perancangan basis data secara
konseptual mempunyai 2 aktifitas paralel :
1.
Perancangan
skema konseptual :
Menguji kebutuhan-kebutuhan data dari
suatu basis data yang merupakan hasil dari fase 1, dan menghasilkan sebuah
conceptual database schema pada DBMS-independent model data tingkat tinggi
seperti EER (enhanced entity relationship) model.
Skema ini dapat
dihasilkan dengan menggabungkan bermacam-macam kebutuhan pemakai dan secara
langsung membuat skema basis data atau dengan merancang skema-skema yang
terpisah dari kebutuhan tiap-tiap pemakai dan kemudian menggabungkan
skema-skema tsb. Model data yang digunakan pada perancangan skema konseptual
adalah DBMS-independent, dan langkah selanjutnya adalah memilih sebuah DBMS
untuk melaksanakan rancangan tsb.
2.
Perancangan
transaksi :
Menguji aplikasi-aplikasi basis data
dimana kebutuhan-kebutuhannya telah dianalisa pada fase 1, dan menghasilkan
perincian transaksi-transaksi ini. Kegunaan fase ini yang diproses secara
paralel bersama fase perancangan skema konseptual adalah untuk merancang
karakteristik dari transaksi-transaksi basis data yang telah diketahui pada
suatu DBMS-independent. Transaksi-transaksi ini akan digunakan untuk memproses
dan memanipulasi basis data suatu saat dimana basis data tsb dilaksanakan.
Fase 3 : Pemilihan DBMS
Pemilihan basis
data di tentukan oleh beberapa faktor, diantaranya : faktor teknik, ekonomi,
dan politik organisasi.
Contoh faktor teknik :
Keberadaan DBMS dalam menjalankan
tugasnya seperti jenis-jenis DBMS (relational, network, hierarchical, dll),
struktur penyimpanan, dan jalur akses yang mendukung DBMS, pemakai, dll.
Faktor-faktor ekonomi dan organisasi
yang mempengaruhi satu sama lain dalam pemilihan DBMS :
1.
Struktur
data
Jika data yang disimpan dalam basis data
mengikuti struktur hirarki, maka suatu jenis hirarki dari DBMS harus
dipikirkan.
2.
Personal
yang telah terbiasa dengan suatu sistem
Jika staf programmer dalam suatu
organisasi sudah terbiasa dengan suatu DBMS, maka hal ini dapat mengurangi
biaya latihan dan waktu belajar.
3.
Tersedianya
layanan penjual
Keberadaan fasilitas pelayanan penjual
sangat dibutuhkan untuk membantu memecahkan beberapa masalah sistem.
Fase
4 : Perancangan basis data secara logika
(pemetaan model data)
Fase selanjutnya
dari perancangan basis data adalah membuat sebuah skema konseptual dan skema
eksternal pada model data dari DBMS yang terpilih. Fase ini dilakukan oleh
pemetaan skema konseptual dan skema eksternal yang dihasilkan pada fase 2. Pada
fase ini, skema konseptual ditransformasikan dari model data tingkat tinggi yang
digunakan pada fase 2 ke dalam model data dari DBMS yang dipilih pada fase 3.
Pemetaannya dapat diproses dalam 2
tingkat :
1.
Pemetaan
system-independent :
Pemetaan ke dalam model data DBMS dengan
tidak mempertimbangkan karakteristik atau hal-hal yang khusus yang berlaku pada
implementasi DBMS dari model data tsb.
2.
Penyesuaian
skema ke DBMS yang spesifik :
Mengatur skema yang dihasilkan
pada langkah 1 untuk disesuaikan pada implementasi yang khusus di masa yang
akan datang dari suatu model data yang digunakan pada DBMS yang dipilih.
Hasil dari fase
ini memakai perintah-perintah DDL dalam bahasa DBMS yang dipilih yang
menentukan tingkat skema konseptual dan eksternal dari sistem basis data.
Tetapi dalam beberapa hal,perintah-perintah DDL memasukkan parameter-parameter
rancangan fisik sehingga DDL yang lengkap harus menunggu sampai fase
perancangan basis data secara fisik telah lengkap.
Fase ini dapat
dimulai setelah pemilihan sebuah implementasi model data sambil menunggu DBMS
yang spesifik yang akan dipilih. Contoh : jika memutuskan untuk menggunakan
beberapa relational DBMS tetapi belum memutuskan suatu relasi yang utama.
Rancangan dari skema eksternal untuk aplikasi-aplikasi yang spesifik seringkali
sudah selesai selama proses ini.
Fase 5 : Perancangan basis
data secara fisik
Perancangan
basis data secara fisik merupakan proses pemilihan struktur-struktur
penyimpanan dan jalur-jalur akses pada file-file basis data untuk mencapai
penampilan yang terbaik pada bermacam-macam aplikasi.
Selama fase ini,
dirancang spesifikasi-spesifikasi untuk basis data yang disimpan yang
berhubungan dengan struktur-struktur penyimpanan fisik, penempatan record dan
jalur akses. Berhubungan dengan internal schema (pada istilah 3 level
arsitektur DBMS).
Beberapa petunjuk dalam pemilihan
perancangan basis data secara fisik :
1.
Response
time :
Waktu yang telah berlalu dari suatu
transaksi basis data yang diajukan untuk menjalankan suatu tanggapan. Pengaruh
utama pada response time adalah di bawah pengawasan DBMS yaitu : waktu akses
basis data untuk data item yang ditunjuk oleh suatu transaksi. Response time
juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak berada di bawah pengawasan
DBMS, seperti penjadwalan sistem operasi atau penundaan komunikasi.
2.
Space
utility :
Jumlah ruang penyimpanan yang digunakan
oleh file-file basis data dan struktur-struktur jalur akses.
3.
Transaction
throughput :
Rata-rata jumlah transaksi yang
dapat diproses per menit oleh sistem basis data, dan merupakan parameter kritis
dari sistem transaksi (misal : digunakan pada pemesanan tempat di pesawat,
bank, dll). Hasil dari fase ini adalah penentual awal dari struktur penyimpanan
dan jalur akses untuk file-file basis data.
Fase 6 : Implementasi
sistem basis data
Setelah
perancangan secara logika dan secara fisik lengkap, kita dapat melaksanakan
sistem basis data. Perintah-perintah dalam DDL (data definition language) dan
SDL (storage definition language) dari DBMS yang dipilih, dihimpun dan
digunakan untuk membuat skema basis data dan file-file basis data (yang
kosong). Sekarang basis data tersebut dimuat (disatukan) dengan datanya.
Jika data harus
dirubah dari sistem komputer sebelumnya, perubahan-perubahan yang rutin mungkin
diperlukan untuk format ulang datanya yang kemudian dimasukkan ke basis data
yang baru. Transaksi-transaksi basis data sekarang harus dilaksanakan oleh para
programmmer aplikasi.
Spesifikasi
secara konseptual diuji dan dihubungkan dengan kode program dengan
perintah-perintah dari embedded DML yang telah ditulis dan diuji. Suatu saat
transaksi-transaksi tsb telah siap dan data telah dimasukkan ke dalam basis
data, maka fase perancangan dan implementasi telah selesai, dan kemudian fase
operasional dari sistem basis data dimulai.